Rabu, 31 Agustus 2016

Routing Dinamis



Tugas Rancang Bangun Jaringan II
Pengaturan Jaringan dalam suatu Perusahaan

1.    Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Routing Dinamis?
     Routing dinamis adalah proses router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru

2.    Ada berapa jenis routing dinamis? Sebutkan dan jelaskan!
Macam-macam routing dinamis adalah :
a.   RIP (Routing Information Protocol) – menggunakan algoritma distance vector
1)     Routing protokol distance vector
2)     Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
3)     Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
4)     Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a)   RIPv1 (RIP versi 1)
1)     Hanya mendukung routing classfull
2)     Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
3)     Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
4)     Perbaikan routing broadcast
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
·      Distance Vector Routing Protocol
·      Menggunakan metric yaitu hop count
·      Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
·      Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
·      Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
·      Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
·      Menjalankan auto summary secara default
·      Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
·      Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
·      Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.
·      Mempunyai AD 120

b)  RIPv2 (RIP versi 2)
1)     Mendukung routing classfull dan routing classless
2)     Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
3)     Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
4)     Perbaikan routing multicast
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

Persamaan RIP v2 dengan RIP  v1 :
·       Distance Vector Routing Protocol
·       Metric berupa hop count
·       Max hop count adalah 15
·       Menggunakan port 520
·       Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :
·      Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
·      Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
·      Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
·      Auto Summary dapat dimatikan
·      Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya

b.   IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) – menggunakan algoritma distance vector
1)       Protokol routing distance vector
2)       Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability
3)       Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.
c.    OSPF (Open Short Path First) – menggunakan algoritma link-state
1)     Protokol routing link-state
2)     Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
3)     Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
4)     Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak  router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

d.     EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) – menggunakan algoritma advanced distance vector
1)     Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
2)     Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
3)     Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
4)     Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.

e.      BGP (Border Gateway Protocol) – menggunakan algoritma distance vector
1)     Menggunakan routing protokol distance vector
2)     Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
3)     Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.

3.    Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Routing Dinamis RIP?
a.       Menggunakan algoritma distance vector
b.      Routing protokol distance vector
c.       Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
d.      Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
e.       Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
RIPv1 (RIP versi 1)
a.       Hanya mendukung routing classfull
b.      Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
c.       Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
d.      Perbaikan routing broadcast
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
a.       Distance Vector Routing Protocol
b.      Menggunakan metric yaitu hop count
c.       Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
d.      Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
e.       Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
f.        Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
g.       Menjalankan auto summary secara default
h.      Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
i.         Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
j.         Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.
k.       Mempunyai AD 120

RIPv2 (RIP versi 2)
a.       Mendukung routing classfull dan routing classless
b.      Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
c.       Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
d.      Perbaikan routing multicast
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Persamaan RIP v2 dengan RIP  v1 :
a.       Distance Vector Routing Protocol
b.      Metric berupa hop count
c.       Max hop count adalah 15
d.      Menggunakan port 520
e.       Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :
a.       Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
b.      Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
c.      Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
d.     Auto Summary dapat dimatikan
e.      Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya

4.      Bagaimana alur router mempelajari jalur tujuannya dengan metode RIP?
Alur router dalam mempelajari jalur tujuannya dengan metode RIP
a.    Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan dirouting
b.    Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
c.     Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
d.    Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
e.    Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.

5.      Tuliskan kelebihan menggunakan metode Routing RIP!
Kelebihan metode RIP
a.       Menggunakan metode Triggered Update.
b.      RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
c.       Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
d.      Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

6.      Tuliskan kekurangan menggunakan metode Routing RIP!
Kekurangan metode RIP
a.       Jumlah host Terbatas
b.      RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
c.       RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
d.      Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada

7.      Sebutkan dan jelaskan metode-metode untuk mengatasi Routing Loop!
Mengatasi router Loops
a.       Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A.
b.      Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.
c.       Holddown timer adalah interval tertentu dalam detik yang berlaku untuk semua interface router yang menyatakan bahwa suatu route tidak dapat dicapai.
d.      poisonnus reverse, yaitu router tetap memberikan informasi mengenai suatu router kepada sumber, tetapi memberikan nilai tidak terhingga. Dengan poisonous reverse, router-router tetap dapat mengetahui bahwa suatu jaringan ada.

1 komentar: